Kegiatan Sekolah AMEC pada event ini, sedikit berbeda dari sebelumnya, karena kegiatan Keislaman digabungkan dengan gerakan moral dari ajaran Islam itu sendiri. seperti yang dilakukan pada hari Jumat, 29 Maret 2019 bertempat di Gedung Serbaguna AMEC 2, Jl. H. Nawi Malik Pondok Petir Sawangan Kota Depok, Penggabungan Kegiatan Isro Mi’raj dan Deklarasi AMEC for Zero Waste, diikuti seluruh warga sekolah, peserta didik mulai dari TK, SDIT SMPIT sampai SMK AMEC, termasuk para pendidik dan perwakilan wali siswa (komite Sekolah).
Tema yang diangkat adalah : Bersihkan Hati, Pikiran dan Lingkungan Kita, tema ini didesain menjadi tematik dalam pembelajaran Keislaman dan aplikasinya, khususnya bidang prilaku kebersihan terhadap lingkungan hidup.
Pada kegiatan deklarasi ini merupakan puncak dari HPSN (Hari Peduli Sampah Nasaional), dimulai dengan kegiatan sosialisasi tentang persampahan, pemilahan sampah organik dan non organik, lalu selama sebulan diujicoba membuat lingkungan sekolah bebas sampah dan pada tanggal 29 Maret 2019, dilakukan deklarasi bersama. Konsep Zero Waste Programm versi AMEC sebagaimana dalam poster di bawah.
Semua Terlibat
yang unik dari program ini, semua warga sekolah dilibatkan dan diberi tanggungjawab bersama, untuk membangun pembiasaan dikalangan peserta didik, di setiap kelas diangkat Satgas Zero Waste & UKS, atau lebih keren disebut, Satgas anti sampah plastik. Konsep ini, karena sebagian sampah dibuang/ditimbulkan oleh peserta didik, baik sampah sisa makanana/minuman maupun sampah sisa alat belajar, maka yang mengawasinya adalah salah satu diantara anak itu sendiri, satu satgas laki-laki dan satu satgas perempuan di setiap kelasnya.
Pelantikan 48 satgas anti sampah plastis Sekolah AMEC, perwakilan SDIT, SMPIT da SMK AMEC
Sedangkan warga kantin/pedagang, dilarang menggunakan sedotan, plastik sekali pakai, stereofom, kertas berlapis kertas, setiap anak yang membeli minuman akan dibukakan bungusnya dan isinya dipindahkan dalam wadah botol milik anak.
Setiap anak sekolah AMEC telah diberikan botol plastik secara gratis yang bisa dicuci dan dipakai kembali, dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dan setiap hari harus dibawa ke sekolah.
Sedangan sampah organik, seperti daun/ranting, rumput, sisa makanan akan dikumpulkan dan menjadi makanan Maggot BSF (Black Soldier Fly) yang ada didalam lingkungan Sekolah AMEC. Menurut Direktur Sekolah AMEC, Drs.H. Ma’mun Ibnu Ridwan, M.Si, : “Binatang lucu ini, akan memakan semua sampah organik sehari membutuhkan 3x berat tubuhnya, kalau ada 10 kg BSF maka dalam sehari semalam akan menghabiskan 30 kg sampah organik” jelasnya di depan kandang BSF AMEC 2.
BSF di Sekolah AMEC akan dibatasi maksimal 15 kg, karena membutuhkan pakan sekitar 45-50 kg perhari, sesuai dengan timbulan sampah organik yang selama ini diproduksi lingkungan sekolah. Bila kelebihan akan disortir, daging BSF untuk pakan ikan, ayam dan burung yang ada di lingkungan Sekolah AMEC. Targetnya Sekolah AMEC, baik kampus 1 maupun kampus 2, akan bersih bebas sampah, bukan karena banyaknya office boy (OB) tetapi karena ekosistem penanganan sampahnya seimbang, konsisten dan berkelanjutan.
Menurut Ibu Tyasning Permanasari, Kepala Seksi Daur ulang Ditjen Pengelolaan Sampah Kemeneterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang hadir mewakili Direktur Pengolahan Sampah, “saya atas nama pribadi dan kementerian, sangat senang dengan program AMEC for Zero Waste ini, karena sebagai bentuk konkret partisipasi masyarakat dalam mengurangi timbulan sampah, apalagi sekolah ini ada TK, SD, SMP dan SMK” paparnya usai mengok kadang budidaya BSF Sekolah AMEC. (mn)
Tyasning Permanasari tengah melakukan tanya jawab tentang sampah organik dan non organik bersama perwakilan peserta didik SDIT AMEC. (29/3).Â