Inspirasi Khalifah Al-Makmun Untuk Keragaman

Sekolah AMEC (Al-Makmun Education Center)
Menginspirasi Spirit Keragaman Agama, ilmu dan sains masa Khalifah Al-Makmun

Bismillahir rahman nirrakhim.
Puncak masa keemasan ilmu pengetahuan dalam Islam, terjadi pada masa Khalifah Al-Makmun bin Harun Ar-Rasyid (813-833 M), khalifah ketujuh dalam Bani Abbasiyah pada 198-218 H/813-833 M Al-Makmun memiliki political will yang kuat dalam bidang ilmu pengetahuan dan sains, antara lain mengembangkan program Baitul hikmah (Darul Hikmah) yang digagas ayahnya, Lembaga ini dikembangkan menjadi akademi ilmu pengetahuan dan perguruan tinggi, perpustakaan, pusat penelitian, dll.

Khalifah juga Mengutus para Ulama ke Romawi dan Syiria untuk belajar filsafat dan ilmu pengetahuan, lalu semua buku-buku pengetahuan itu diterjemahkan dalam bahasa Arab. Para penerjemah, termasuk penerjemah dari penganut Nasrani diberikan penghargaan yang tinggi atas kemampuannya menterjemahkan ilmu-ilmu umum dari berbagai negara dalam bahasa Arab, seperti ilmu kedokteran, astronomi, matematika, dan filsafat alam secara umum.

Para ulama diperintahkan belajar ke para tokoh non muslim, bahkan melibatkan tokoh non muslim dalam tim pengembangan ilmu pengetahuan dan sains. Pada era ini ilmu dan sain, termasuk seni budaya berkembang pesat di semua kalangan Ulama, pemimpin dan umat Islam. Semangat akan ilmu pengetahuan dan sains di atas, menjadi inspirasi dalam pendidikan di Sekolah AMEC. Salah satu pokok pikirannya adalah, antara lain :

  1. Belajar ilmu pengetahuan dan sains bisa didapat dari siapa saja tanpa batas latar belakang agama, etnis, sukunya, dengan niat untuk menjadikan ilmu yang bermanfaat untuk masyarakat, bangsa dan negara dengan tetap berpedoman pada nilai-nilai keislaman atau memberikan nilai pada setiap ilmu pengetahuan dan sains tersebut.
  2. Keragaman Agama adalah sebuah keniscayaan dalam hidup di berbagai belahan dunia, termasuk keragaman agama, etnis, suku, bangsa, bahasa di Indonesia yang sudah bersepakat dengan Pancasila. Sejatinya dijadikan modal untuk mempercepat ilmu pengetahuan dan sains untuk ummat Islam, agar dapat lebih unggul dalam ilmu pengetahuan dan sains, serta memiliki kemampuan yang lebih untuk memimpin bangsa dan negara yang mayoritasnya ummat Islam.
  3. Dalam masyarakat multikultural, terdapat hak-hak anggota kelompok untuk menerima atau menolak budaya tertentu, meski telah menjadi warisan kelompoknya secara turun menurun. Dan hanya budaya yang unggul sajalah yang akan diikuti dan dilestarikan oleh generasi kelompoknya. Oleh karenanya, pendidikan Islam perlu melahirkan budaya yang unggul, innovasi ilmu pengetahuan, kemajuan sains, budaya modern, agar semua nilai-nilai keislaman dapat dinikmati (rahmatan lil alamain), diamalkan dan menjadi warisan bagi generasi penerusnya.
  4. Pendidikan Islam di sekolah AMEC, akan menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai aqidah-keimanan yang kuat agar mampu menjadi penyeimbang kemajuan ilmu pengetahuan umum, sains dan perkembangan teknologi modern.
  5. Spirit khalifah Al-Makmun dalam bidang ilmu pengetahuan dan sains yang pernah menjadi masa keemasan islam, dapat hidup kembali pada abad milenial ini dan ajaran Islam dapat mewarnai prilaku anak-anak zaman now.
  6. Sekolah AMEC ingin berkontribusi dalam menyiarkan dan menanamkam nilai-nilai keragaman agama, suku, etnis dan bangsa dalam konsepsi nilai-nilai keislaman, (rahmatan lil alamain) sehingga ummat yang beragam itu dapat hidup berdampingan dengan harmonis di lingkungan masing-masing tanpa merusak prinsip keyakinan masing-masing.
    Wallahu A’lam bi Showab

Depok, Januari 2018
Drs.H. Ma’mun Ibnu Ridwan, M.Si
Direktur Sekolah AMEC

SHARE THIS POST

Leave Comments